Ghambor Anglayang || Sebuah Ritual Bali Kuno Berteknologi Sempurna
Adalah sebuah yantra yang digali oleh para praktisi vajrajnana didalam mengembangkan idealisme sebagai pengemban amanah hidup ditanah Nusantara. Yantra persetubuhan dua buah kutub energi yang terdasyat yang bersumber dari formulasi energi para praktisi dengan sarana upakara berupa Homa Ghambor Anglayang sebagai peristiwa terangkatnya jutaan para roh ghaib dari bhumi menuju buwana ernawa.
Yantra ini merupakan tampak model performa energi sapta patala yang sedang melayang, dipenuhi oleh ribuan bahkan jutaan roh ghaib didalamnya, yang disimbolkan dengan sebuah pesawat ruang angkasa Ufo.
Yantra ini adalah sejatinya adalah Vajra Sungsang yang sedang berputar, digerakkan oleh bentangan tubuh ular naga dan nagini yang ditarik, pada keempat ujung Vajra disempurnakan dengan empat buah waraha cakragni yang juga menjulur-julurkan lidahnya berupa api. Vajra Sungsang diputar oleh para roh ghaib yang saling tarik menarik, membentuk cincin lingkaran yang dihiasi uap nafas para naga dan nagini dan uap tubuh keempat Cakra Bawi. Inilah mainan para roh ghaib yang sedang lila atau bersenang-senang menuju alam pembebasannya.
Gambaran ini mungkin sangat jarang didengar apalagi oleh mereka yang tidak pernah memasuki ruang kasunyataan atau kasuksman. Ini merupakan tehnik kuno didalam mewisudhabhumi ernawa yakni bentangan langit yang berwarna biru, persis seperti lautan yang dalam. Disinilah para roh ghaib di somya agar tidak mengganggu kehidupan manusia alamiah bersama tumbuhan dan hewan.
Inilah cara melepaskan atau menetralisir bhumi dari penggaruh para roh gentayangan yang sedang tersiksa yang sedang meronta memohon pembebasan dari neraka kawah chndra gohmuka. Cara ini pula memaksa para roh ghaib yang tidak menurut atau ikut serta dalam terangkatnya ke bawana ernawa. Kita sebagai manusia tanpa welas asih lagi yang ditujukan pada para roh, dan membiarkan roh tersebut segera hangus terbakar pada kawah Chandra Gohmuka, sampai menjadi abu, yang akhirnya hanya tersisa cahaya atmanya saja.
Cara ini pula dapat memperingan bhumi dari beban para roh dengan segala kemelekatan duniawinya yang tak tersadarkan walaupun sudah menjadi tubuh tak sempurna. Cara ini akan memperingan udara dikawasan kita dengan segala polusi karma buruk mereka yang susah untuk diformulasi.
Penyelenggaraaan ritual homa ghambor angglayang ini, dalam peristiwa istimewa lelaku praktisi tantra bali kuno, dalam ranka respon terhadap kedaulatan negara RI yang sedang dirongrong oleh energi perusak yang sejatinya adalah para roh yang sedang menderita sebagai akibat kemelekatannya pada duniawi yang teraplikasi pada keserakahan dan kebodohan manusia yang sedang hidup seperti sekarang ini.
Cara unik ini disamping sebagai ritual aplikatif dari ajaran yang kami gali dan pelajari, juga dapat memberi arahan atas gambaran kehidupan setelah kematian tubuh fisik yang sangat fatal jikalau diakhir hidupnya juga tidak menyadari kehidupan itu adalah proses karma menuju spiritualitas yakni pembangkitan dan pengembangan spirit sejati menuju pada Sangkan Paraning Dumadhi, Wis Manunggal.
Om Gate Gate Paragate, Para Samgate Bodi Svaha.
Yantra ini merupakan tampak model performa energi sapta patala yang sedang melayang, dipenuhi oleh ribuan bahkan jutaan roh ghaib didalamnya, yang disimbolkan dengan sebuah pesawat ruang angkasa Ufo.
Yantra ini adalah sejatinya adalah Vajra Sungsang yang sedang berputar, digerakkan oleh bentangan tubuh ular naga dan nagini yang ditarik, pada keempat ujung Vajra disempurnakan dengan empat buah waraha cakragni yang juga menjulur-julurkan lidahnya berupa api. Vajra Sungsang diputar oleh para roh ghaib yang saling tarik menarik, membentuk cincin lingkaran yang dihiasi uap nafas para naga dan nagini dan uap tubuh keempat Cakra Bawi. Inilah mainan para roh ghaib yang sedang lila atau bersenang-senang menuju alam pembebasannya.
Gambaran ini mungkin sangat jarang didengar apalagi oleh mereka yang tidak pernah memasuki ruang kasunyataan atau kasuksman. Ini merupakan tehnik kuno didalam mewisudhabhumi ernawa yakni bentangan langit yang berwarna biru, persis seperti lautan yang dalam. Disinilah para roh ghaib di somya agar tidak mengganggu kehidupan manusia alamiah bersama tumbuhan dan hewan.
Inilah cara melepaskan atau menetralisir bhumi dari penggaruh para roh gentayangan yang sedang tersiksa yang sedang meronta memohon pembebasan dari neraka kawah chndra gohmuka. Cara ini pula memaksa para roh ghaib yang tidak menurut atau ikut serta dalam terangkatnya ke bawana ernawa. Kita sebagai manusia tanpa welas asih lagi yang ditujukan pada para roh, dan membiarkan roh tersebut segera hangus terbakar pada kawah Chandra Gohmuka, sampai menjadi abu, yang akhirnya hanya tersisa cahaya atmanya saja.
Cara ini pula dapat memperingan bhumi dari beban para roh dengan segala kemelekatan duniawinya yang tak tersadarkan walaupun sudah menjadi tubuh tak sempurna. Cara ini akan memperingan udara dikawasan kita dengan segala polusi karma buruk mereka yang susah untuk diformulasi.
Penyelenggaraaan ritual homa ghambor angglayang ini, dalam peristiwa istimewa lelaku praktisi tantra bali kuno, dalam ranka respon terhadap kedaulatan negara RI yang sedang dirongrong oleh energi perusak yang sejatinya adalah para roh yang sedang menderita sebagai akibat kemelekatannya pada duniawi yang teraplikasi pada keserakahan dan kebodohan manusia yang sedang hidup seperti sekarang ini.
Cara unik ini disamping sebagai ritual aplikatif dari ajaran yang kami gali dan pelajari, juga dapat memberi arahan atas gambaran kehidupan setelah kematian tubuh fisik yang sangat fatal jikalau diakhir hidupnya juga tidak menyadari kehidupan itu adalah proses karma menuju spiritualitas yakni pembangkitan dan pengembangan spirit sejati menuju pada Sangkan Paraning Dumadhi, Wis Manunggal.
Om Gate Gate Paragate, Para Samgate Bodi Svaha.