IDENTITAS ROHANI YANG TAK TAMPAK

Seseorang setelah memperoleh pengetahuan kerohanian yang matang tidak lagi akan silau oleh keinginan duniawi, termasuk didalamnya penghargaan, penghormatan dan penikmatan indra-indranya. Bisa dikatakan pada saat itu mereka sedang memiliki sifat yang sama dengan kepribadian tuhan, maka itu berhak atas gelar "ida, hyang, ratu" dan sejenisnya, bahkan ketika menunggalpun dinyatakan sebagai " bhatara lepas " oleh masyarakat.

Ketika seseorang tersebut diatas mampu dengan sempurna melepaskan segala bentuk pemenuhan indranya, maka dalam filsafat dinyatakan sebagai 'ayatana' yakni pembebasan dari kelahiran yang berulang-ulang, mereka bebas hidup di planet rohani manapun dialam semesta, dan berkewajiban mengembangkan bhakti yang sempurna yaitu menebarkan cinta kasih sejati pada seluruh penghuni alam semesta.

Identitas duniawi yang terhormat berupa orang suci sekalipun harus mampu diabaikan, bahkan tidak penting sebuah penghormatan dan penghargaan, melainkan kewajiban melayani masyarakat sebagaj wujud bhakti yang tertinggi yakni menunjukan cinta kasih tanpa modus identitas apapun sebagai aplikasi identitas rohani yang sangat mulya.

Dengan cara pelepasan identitas duniawi ini, maka seseorang akan dapat pengetahuan rohani yang paling sempurna. Maksudnya adalah tanpa dan tidak melakoni sebagai pendetapun seseorang dapat memetik pengetahuan kerohanian dengan sempurna, begitupun saat ini seseorang yang sedang memiliki identitas duniawi berupa pendeta, namun mampu melepas dengan iklas tanpa beban ketika melakukan pelayanan, maka pengetahuan rohani tingkat sempurna justru akan diperoleh tanpa halangan sedikitpun.

Tercemarnya pengetahuan kerohanian hanya pada kemelekatan indiria dan kemelekatan identitas duniawi. Dalam posisi identitas rohani yang tak ada bentuk dan rupa, tidak ada yang  mampu mempengaruhi atau menghalangi dalam rangka memperoleh pengetahuan kerohanian tingkat sempurna.

Namun bagi sebagian masyarakat justru identitas menjadi rohaniawanlah yang dikejar, digandrungi bahkan dengan segala cara demi memenuhi keinginan memiliki identitas duniawi yang paling terhormat dan dibangga-banggakan. Namun alangkah idealnya ketika identitas duniawi ini tidak melekat bahkan tidak dijadikan jubah dan mahkota ketika memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Demikianlah tentang identitas rohani yang sama sekali tidak penting diwujudkan pada kehidupan duniawi ini, melainkan justru akan semakin cepat memperoleh pengetahuan kerohanian yang sempurna."..... inilah level pengetahuan ( jnana ) utamaning utama bagi kita yang baru akan menuju pada alam kerohanian yang sempurna pada jalur kependetaan, begitupula kepada mereka yang sedang memiliki identitas duniawi berupa rohaniawan.

Om, Vajrajnana Ya Nama Hum.