ILMU GEOFISIKA PADA RANAH RITUAL BALI KUNO : HOMA

Bisa terlihat hasil yang dicapai adalah tampak api yang menyerupai erupsi sebuah gunung, perlambang kesuburan dan kemakmuran. Jaringan pijar tak henti-hentinya membias, itulah energi listrik yang tak terbatas. Malam berubah tampak seperti siang hari, ini menunjukan betapa pengetahuan yang sedang menyinari ritual kami ( istilah buddha 'tercerahkan/inlighten ). Para peserta dan manggala homa juga mendapat serapan atau healing dari api murni sebagai pemberkatan sat karma atau pembersihan karma buruk dari proses kehidupannya. Dan masih banyak lagi mamfaat lainnya yang tidak bisa kami sampaikan secara lengkap.

Konsep ritual homa wisudhabhumi adalah proses pemurnian dan pembangkitan energi alam semesta yang berupa energi murni yang terwujud dari bhumi dan turun dari angkasa untuk mamfaat kehidupan mahluk hidup.

Formulasi simbul dan aksara suci yang disempurnakan vajradhaka samadhi pada alunan sapta samadhi oleh Bhagawan Bodha akan mampu menghasilkan wujud energi alam semesta yang menjadi penyempurnaan proses berkehidupan manusia bersama kehidupan lainnya, baik yang tampak spt tumbuhan dan binatang berikut dengan seluruh cakupan mahluk astral.

Adapun formulasi bintang hasil pertemuan 2(dua) buah segitiga yang merupakan simbul api bhumi dan api akasa, dengan melingkarinya dengan simbul aksara OM sebagai wujud Tuhan sebagai pengayom ritual ini, serta dikelilingi simbul ether adalah aksara pangider buwana perlambang alam semesta. Saat itu bisa dikatakan suasana hampa ( big bang ), saat itulah energi itu terformulasi.

Kami adalah pengembang ritual bali kuno yang dilandasi ajaran waishnawa tantra ( bhirava ), maka prosesi caru kami jadikan dasar pembangkitan energi ini bukan soda atau suguhan kepada bhutakala menurut versi masyarakat, tapi wujud rohani yang diformulasi menjadi lebih sempurna : bhuta menjadi deva.

Yang terpenting dari ritual ini adalah wujud sadhana lelaku yang paling tinggi adalah chandrabhirava yoga yakni mewujudkan tubuh panca dewata dalam tubuh para manggala homa serta formulasi pengringkesan dasa aksara dalam tubuh yang merupakan konsep nyiwa raga.

Inilah wujud nyata kami meneruskan warisan leluhur agama bali kuno yang sangat menakjubkan dan memberi mamfaat nyata dalam kehidupan para praktisi dan masyarakat sekitarnya, walaupun telah terdepak dari ritual baru yang menamakan dirinya homa dengan pakem yang sangat jauh berbeda.

Sura Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti.........rahayu, rahayu, rahayu //