Pondok Batu. Tehknik auto nahkoda mengarungi kehidupan

Kerajaan bhumi ini adalah sebuah pranata sosial yang memiliki sistem hidup politik yang dirancang untuk ketangguhan dan kematangan antar manusia, namun manusia tidak memahaminya sebagai pengetahuan.

Kehidupan manusia didunia telah memiliki bekal pengetahuan politik yang sangat hebat dan tangguh dalam rangka memenangkan percaturan politik hidupnya yang penuh dengan persaingan dan kompetisi alamiah.

Dalam proses kompetisi ini Tuhan telah merancang tehnik auto nahkoda pada disetiap tubuh manusia dalam mengarungi samudra luas kehidupan, sehingga diharapkan akan sampai diTepian Pulau Chandani yang sangat indah dan damai serta dipenuhi kehidupan para mahluk suci dan mulya.

Ketangguhan dan kemahiran manusia mengelola sistem notika tersebut adalah wujud dari sebuah sistem pengetahuan hidup yang dinamakan panca skanda.

Perahu ini dipimpin oleh seorang nahkoda yang dinamakan roh atau bathin sebagai ksatria agung yang gagah perkasa dan shakti mandraguna dengan memiliki 108 senjata para dewa yang mampu memancarkan 108 sudut cahaya sampai ke planet lain sebagai kompas hidupnya. Sebuah kesadaran yang mampu melakukan banyak sekali tindakan dalam rangka menjalankan dan menggerakan perahu melaju ; gate gate para gate, para samgate bodi svaha.

Perahu sebagai tubuh fisik manusia yang dinakhodai roh tidak sendirian, dia ditemani oleh sosok tubuh jiwa agung nan mulya yang mampu memancarkan signal melalui saluran cahaya tubuh manusia serta informasi keseluruh aspek kehidupan, baik dengan cahaya maupun gerak tubuh. Dia adalah sosok jiwa manusia yang sehari-hari menguatkan bathin atau roh manusia pada seluruh bentuk dengan gaya jiwa yang berfariatif.

Jiwa manusia sangat dipengaruhi oleh rasa atau perasaan sebagai saluran informasi yang digali dari luar tubuh manusia yang disambungkan ke tubuh pikiran manusia sehingga pikiran manusia mampu mengelola terlebih dahulu dan mengeluarkan sebuah persepsi kehidupan yang matang dan tangguh dalam aplikasinya.

Makanya jiwa manusia akan labil ketika perasaan manusia sedang menurun serta  tubuh dan roh manusia juga sedang mengalami tekanan alamiah alam semesta. Demikian pula sebaliknya.

Demikianlah sang raja roh atau bathin memimpin perahu fisiknya dengan arif dan bijaksana ibarat sebuah kerajaan hidupnya.

Sang Roh atau bathin tidak memerlukan asupan makanan, pemenuhan keinginan yang berlebihan, kemeriahan dan kemewahan hidup yang berlebihan serta tidak memerlukan penghormatan dan penghargaan yang berlebihan pula..........beliau hanya membutuhkan PENGETAHUAN sebagai asupan dan serapan setiap harinya, agar dapat memimpin keempat penyangga kehidupannya yakni tubuh bisa sakit, jiwa yang bisa labil, perasaan yang tertekan serta persepsi yang kadang-kadang salah memberikan masukan dalam mengelola kehidupan.

Itulah sesungguhnya pengetahuan dasar kehidupan manusia sebagai pondasi manusia hidup dan berkehidupan dialam semesta seperti falsafah nusantara yakni sedulur papat, limo pancer dan falsafah Bali yakni Kanda Pat.

Salam hormat pada langit diatas dan samudra dibawah sebagai layar ilmu pengetahuan yang telah memberi informasi bagi sang roh/buddhi/bathin serta seluruh penyangga kerajaan kehidupan manusia.

Rahayu ||