Galungan Bali
SARVAKA [ GALUNGAN ]
Sebelum lanjut membahas " sarvaka ", sebaiknya kita ingat pada wejangan Shri Krisna kepada Darmawangsa pada saat dilantik menjadi raja ;
#yajnya atau ritual suci harus selalu dilaksanakan sebagai masyarakat yang unggul, karena dalam upacara yajnya itulah aku selipkan segala pengetahuan tentang kehidupan alam semesta dijaman ini #
Jadi kita tidak dapat melarikan diri dari kehidupan saat ini yang dipenuhi dengan prinsip yajnya, bagaimanapun kita tidak bisa menolaknya sebagai umat hindu.
Selama kita melaksanakan yajnya, pengetahuan tentang hidup yang terselip dalam yajnya entah dimanapun, kita harus menyadari dan memiliki kemampuan menghadapi berbagai proses kehidupan yang dibawa sejak kelahiran kita terdahulu dengan penggalian ajaran sarvaka yang diselipkan pada hari raya suci Galungan.
Dalam ajarannya dinyatakan bahwa walaupun kita bersusah payah untuk mengejar pengetahuan pavorit dengan guru spiritual yang dianggap berkualitas, namun karma masa lalu anda tidak akan memberi ruang gerak yang bebas, sebebas pikiran yang bergejolak didalam tubuh untuk mengingkarinya.
Menyadari kehidupan nyata itu adalah "SAAT INI ", bukan kenangan masa lampau, tidak juga mimpi mimpi yang sedang menari dipikiran kita, apalagi mempercayai ahli nujum atau sahabat palsu kita yang sesaat bisa mencelakai kita.
Mereka yang memahami, menyadari serta menyerahkan dirinya pada pengetahuan saat ini adalah mereka yang akan memperoleh berkah BAHAGIA, mereka tidak larut dalam kegerlapan masa lalu, mereka tidak menyesali proses kehidupan hari ini, bahkan mereka dengan makan sekali seharipun terlihat wajah berseri-seri, karena mereka sangat menyadari dirinya hidup pada waktu saat ini.
Hal yang lain yang tidak bisa diabaikan adalah " KEWASPADAAN ", selalu waspada terhadap timbulnya energi perusak seperti iri, dengki, ego, serakah dan ingin menang sendiri, adalah dengan cara selalu melihat, mengamati, merasakan sampai memberi analisa sendiri terhadap apa yang terjadi dihadapan kita, dan dengan menjadikan objek pengetahuan adalah solusi dan merupakan wujud sejati dari segala tindakan yang pernah dilakukan.
Kemampuan mengenali, menganalisa sampai melepaskan ( uncal balung / galungan ) segala wujud energi buruk adalah wajib dilakukan setiap saat sebagai aplikasi kepekaan terhadap panca skanda. Melepaskan ini dapat dilakukan dengan metode adhwayadnyana yakni pada seluruh pori-pori kulit atau pada sembilan lubang tubuh kita.
Kedua metode diatas yakni KESADARAN dan KEWASPADAAN adalah modal awal pengembangan mental spiritual yang dikenal " SARVAKA " dalam penggalian ajaran vajrajnana.
Bukan dengan mencari guru spiritual kesana kemari, bukan juga dengan jalan ritual yang eksklusif, bahkan bukan juga dengan menyiapkan materi hidup yang berlebihan.
Metode lain pada redaksi ini adalah menyadari pengetahuan apa yang pernah anda dapatkan pada guru kerohanian sebelumnya merupakan berkah yang tidak akan pernah hilang begitu saja efek hidup dan energinya, mengabaikan ini berarti kita bersiap menyimpan racun yang lambat laun akan menjadi menggerogoti kehidupan, menjadi wabah penyakit, bahkan akan menjadi bom waktu yang tanpa disadari akan meledakan tubuh kita.
Terjadinya keruh pada pikiran kita, beban berat pada bathin kita serta bayangan ilusi kejahatan yang terjadi ketika kesadaran murni muncul, merupakan signal kita akan dirundung kesedihan tanpa disadari, merasakan penderitaan setiap saat dan ketakutan akan masa depan yang sangat merisaukan. Maka dari itu waspadailah dengan cara memeriksa kembali ingatan kita pada kejahatan apa yang pernah kita lakukan pada orang lain, atau mungkin kepada orang yang pernah kita hormati sebelumnya. Kalau sudah terpantau sumber permasalahannya lakukanlah dengan segera melenyapkan energi perusak tersebut dengan mendatangi kembali orang tersebut untuk melenturkan persolan yang diidap didalam tubuh, agar tidak terjadi hal yang diluar jangkauan pikiran kita.
Kemarahan dan kebencian adalah salah satu contoh tindakan yang diluar kesadaran, diluar kewaspadaan, maka itu wajar selama kita mengidap kemarahan dan kebencian ini akan dialiri racun dan energi perusak pada setiap sel darah kita, badan jadi sakit, pikiran kacau, semua terasa aneh dan salah dimata kita, bahkan tidak sedikit mereka mengalami kesalahan arah yang disebut dengan kejahatan. Pada saat seperti inilah kesadaran hukum alam murni akan tampil yang berwujud Lima Rintangan ( Nirvarana ) hidup, dengan demikian habislah kita akan menjadi penghuni Neraka Avici dengan penderitaan yang paling berat diantara dukkha.
Seluruh petunjuk dan solusi tentang kesadaran dan kewaspadaan dijabarkan lebih luas pada ajaran vajrajnana pada praktek dan latihan meditasi anapanasati.
Demikianlah sedikit ulasan rentang " sarvaka " sebagai landasan dasar agama hindu kita yang akan melaksanakan hari raya Galungan yang sangat sempurna pada landasan ajaran Siwa dan Buddha.
Om Ah Hum,
Om Mani Padme Hum,
Vajra Guru Padma Siddhi Hum.
Selamat Hari Raya Galungan.
Sebelum lanjut membahas " sarvaka ", sebaiknya kita ingat pada wejangan Shri Krisna kepada Darmawangsa pada saat dilantik menjadi raja ;
#yajnya atau ritual suci harus selalu dilaksanakan sebagai masyarakat yang unggul, karena dalam upacara yajnya itulah aku selipkan segala pengetahuan tentang kehidupan alam semesta dijaman ini #
Jadi kita tidak dapat melarikan diri dari kehidupan saat ini yang dipenuhi dengan prinsip yajnya, bagaimanapun kita tidak bisa menolaknya sebagai umat hindu.
Selama kita melaksanakan yajnya, pengetahuan tentang hidup yang terselip dalam yajnya entah dimanapun, kita harus menyadari dan memiliki kemampuan menghadapi berbagai proses kehidupan yang dibawa sejak kelahiran kita terdahulu dengan penggalian ajaran sarvaka yang diselipkan pada hari raya suci Galungan.
Dalam ajarannya dinyatakan bahwa walaupun kita bersusah payah untuk mengejar pengetahuan pavorit dengan guru spiritual yang dianggap berkualitas, namun karma masa lalu anda tidak akan memberi ruang gerak yang bebas, sebebas pikiran yang bergejolak didalam tubuh untuk mengingkarinya.
Menyadari kehidupan nyata itu adalah "SAAT INI ", bukan kenangan masa lampau, tidak juga mimpi mimpi yang sedang menari dipikiran kita, apalagi mempercayai ahli nujum atau sahabat palsu kita yang sesaat bisa mencelakai kita.
Mereka yang memahami, menyadari serta menyerahkan dirinya pada pengetahuan saat ini adalah mereka yang akan memperoleh berkah BAHAGIA, mereka tidak larut dalam kegerlapan masa lalu, mereka tidak menyesali proses kehidupan hari ini, bahkan mereka dengan makan sekali seharipun terlihat wajah berseri-seri, karena mereka sangat menyadari dirinya hidup pada waktu saat ini.
Hal yang lain yang tidak bisa diabaikan adalah " KEWASPADAAN ", selalu waspada terhadap timbulnya energi perusak seperti iri, dengki, ego, serakah dan ingin menang sendiri, adalah dengan cara selalu melihat, mengamati, merasakan sampai memberi analisa sendiri terhadap apa yang terjadi dihadapan kita, dan dengan menjadikan objek pengetahuan adalah solusi dan merupakan wujud sejati dari segala tindakan yang pernah dilakukan.
Kemampuan mengenali, menganalisa sampai melepaskan ( uncal balung / galungan ) segala wujud energi buruk adalah wajib dilakukan setiap saat sebagai aplikasi kepekaan terhadap panca skanda. Melepaskan ini dapat dilakukan dengan metode adhwayadnyana yakni pada seluruh pori-pori kulit atau pada sembilan lubang tubuh kita.
Kedua metode diatas yakni KESADARAN dan KEWASPADAAN adalah modal awal pengembangan mental spiritual yang dikenal " SARVAKA " dalam penggalian ajaran vajrajnana.
Bukan dengan mencari guru spiritual kesana kemari, bukan juga dengan jalan ritual yang eksklusif, bahkan bukan juga dengan menyiapkan materi hidup yang berlebihan.
Metode lain pada redaksi ini adalah menyadari pengetahuan apa yang pernah anda dapatkan pada guru kerohanian sebelumnya merupakan berkah yang tidak akan pernah hilang begitu saja efek hidup dan energinya, mengabaikan ini berarti kita bersiap menyimpan racun yang lambat laun akan menjadi menggerogoti kehidupan, menjadi wabah penyakit, bahkan akan menjadi bom waktu yang tanpa disadari akan meledakan tubuh kita.
Terjadinya keruh pada pikiran kita, beban berat pada bathin kita serta bayangan ilusi kejahatan yang terjadi ketika kesadaran murni muncul, merupakan signal kita akan dirundung kesedihan tanpa disadari, merasakan penderitaan setiap saat dan ketakutan akan masa depan yang sangat merisaukan. Maka dari itu waspadailah dengan cara memeriksa kembali ingatan kita pada kejahatan apa yang pernah kita lakukan pada orang lain, atau mungkin kepada orang yang pernah kita hormati sebelumnya. Kalau sudah terpantau sumber permasalahannya lakukanlah dengan segera melenyapkan energi perusak tersebut dengan mendatangi kembali orang tersebut untuk melenturkan persolan yang diidap didalam tubuh, agar tidak terjadi hal yang diluar jangkauan pikiran kita.
Kemarahan dan kebencian adalah salah satu contoh tindakan yang diluar kesadaran, diluar kewaspadaan, maka itu wajar selama kita mengidap kemarahan dan kebencian ini akan dialiri racun dan energi perusak pada setiap sel darah kita, badan jadi sakit, pikiran kacau, semua terasa aneh dan salah dimata kita, bahkan tidak sedikit mereka mengalami kesalahan arah yang disebut dengan kejahatan. Pada saat seperti inilah kesadaran hukum alam murni akan tampil yang berwujud Lima Rintangan ( Nirvarana ) hidup, dengan demikian habislah kita akan menjadi penghuni Neraka Avici dengan penderitaan yang paling berat diantara dukkha.
Seluruh petunjuk dan solusi tentang kesadaran dan kewaspadaan dijabarkan lebih luas pada ajaran vajrajnana pada praktek dan latihan meditasi anapanasati.
Demikianlah sedikit ulasan rentang " sarvaka " sebagai landasan dasar agama hindu kita yang akan melaksanakan hari raya Galungan yang sangat sempurna pada landasan ajaran Siwa dan Buddha.
Om Ah Hum,
Om Mani Padme Hum,
Vajra Guru Padma Siddhi Hum.
Selamat Hari Raya Galungan.