Hidup bahagia itu sederhana. Cukup lakukan sesuai kisah yang sudah kita miliki

SEBUAH KISAH DALAM SUATU PERJALANAN
Hari itu adalah hari yang berat bagi sorang anak. bagaimana tidak menyedihkan, tiba-tiba saja dia terbangun dari mimpi indahnya. Yang ia dapati malah hari yang penuh dengan dosa. Ia hanya bisa menangis ditemani seorang wanita, tapi dia hanya bisa menangis dan terus menangis.
Kini dia telah berada di tempat ini, ia hanya bisa melakukan dan terus berlaku mengiringi waktu bersama kesadarannya. Pada awalnya, ia tidak tahu harus berjalan kemana. Tapi karena dalam setiap langkahnya ia selalu mendengar, melihat dan melakukan. Ia pun kini mulai dapat menentukan langkah awalnya.
Pagi itu yang sudah mulai agak naik sinar dilangit, ia bergerak mengikuti langkah kakinya menyusuri jalan sepanjang desa, Ia mendengar ada orang yang bilang “jika ingin wahai kamu anak muda, mendapati kebahagiaan, berangkatlah kamu terus ikuti jalan ke timur laut ini.” Si anak muda pun, melangkah kearah yang kiranya ditunjukkan oleh orang tua tersebut. Dalam perjalannya itu ia bertemu dengan banyak orang, ia pun berkata kepada semua orang “jika ingin kamu mencapai kebahagiaan, berangkat dan ikutlah denganku”. Disana di timur laut akan kamu temukan kebahagiaan itu”. Demikian pula ia berkata-kata layaknya ia tahu dan mengerti dengan ucapannya. Semua orang pun, mengikutinya
Dalam perjalanannya, ia selalu bertanya dalam hati “dimanakah kebahagiaan itu? Mengapa sampai sekarang belum juga aku temukan”. Ia pun berpikir “tidakkah kebahagiaan itu sudah ada disini?” Dengan berbekal penalaran seperti itu, ia berani mengatakan pada semua orang kalau kebahagiaan itu ada disini. Semua orang ikut dengannya pula. Mungkin karena saat itu siang sudah mulai dihari itu, jalan mulai dengan mudah untuk dilihat. Akan tetapi tujuan yang ada disana masih sulit untuk dilihat.  Mungkin karena sinar matahari yang begitu terang tadi dipandanginya.
Sampai disore hari, tujuan pun belum ia temukan. Timbullah dalam benaknya bahwa kebahagiaan itu tidak ada. Itu juga ia katakana pada semua orang. “Wahai kalian manusia, apa yang kalian cari tidak akan kalian temukan, semua hanya ada dalam benak kalian, yang kalian kejar tidak berwujud tidak berbentuk. Kembalilah kalian ke tempat masing-masing. Kini semua yang tadinya mengikutinya kini kembali kefungsinya msing-masing. Sedangkan ia terus melangkah sampai malam hari pun tiba.
Dimalam itu ia terus merenungi perjalannya selama ini. “siapa aku? Apa yang aku cari?” terus ia merenung hingga ia sampai pada suatu tempat yang begitu gelap. sedikitpun saja ada percikan sinar, maka dengan jelas sinar itu ia lihat. Semakin lama semakin banyak sinar yang bermunculan, sehingga tempat yang tadinya begitu gelap kini mulai dengan mudah untuk dilihatnya. Terang dalam kesejukan membuat hatinya merasakan ada kebebasan dalam segenap pikiran, tubuh dan jiwanya. Sampai tertidur lelap.
Paginya pun ia bangun menikmati indahnya hidup. Berpikir, bicara dan berbuat sebagai seorang manusia biasa. Karena ia tahu semuanya telah ada.