FENOMENA SIKAP EGO dalam dunia SPIRITUAL

Dalam dunia spiritualitas biasanya banyak muncul fenomena ekstrim yang di tampilkan oleh para tokohnya, fenomena lainnya berupa ego dan mabuk penghormatan yang diinginkan......semua hal diatas biasanya diakibatkan oleh tiga hal yakni ;

Pertama, jabatan spiritual seperti pendeta dalam agama hanya karena ritual diksa saja, bukan karena penggalian melalui kesadaran sendiri, pembelajaran rohani, pengayaan bathin dan lelaku spiritual [ wanaprasta ] yang diajarkan oleh guru kerohanian dengan sistem guron a guron.

Yang kedua adalah sedang mewarisi bentuk spirit, seperti mewarisi pratima, pusaka suci, bentuk candhi serta bentuk lainnya yang diperoleh dengan cara membeli [ koleksi ] karena sedang memiliki harta yang berlimpah.

Yang ketiga adalah muncul dari mereka yang sedang mengidap sakit jiwa pada awal nya, akibat tekanan mental kehidupan serta kegelapan bathinnya. Akhirnya dari kegelapan bathinnya mereka membuka lebar bathinnya, sampai akhirnya ada roh yang memasuki badannya. Mereka yang seperti ini biasanya menganggap dirinya sebagai wakil Tuhan dialam semesta [ tapakan ], bersekutu atau meminjamkan badannya pada roh lain, mereka mampu memberi pertolongan kepada masyarakat lainnya dengan bantuan roh ghaib [ Jin ] tersebut.

Kenyataan ego spiritual tidak dapat dipungkiri pada jaman kali ini, sebuah sifat yang bertentangan sekali dengan makna spiritual yang sebenarnya. Spiritual adalah sebuah pengetahuan yang didasari oleh olah rasa pada bathin, dengan kemampuan mengelola mental atau jiwa yang dinamis. Spiritual juga harus diemban oleh badan atau tubuh yang kokoh, sehat dan kuat. Spiritual akan memberi persepsi hidup yang sangat mapan, matang dan bijaksana sebagai mahluk hidup yang sempurna dialam semesta.

Ego spiritual menjadi penyakit masyarakat ketika mereka yang menjalankannya dengan menambahkan  lagi sifat ekonomi yakni mencari keuntungan dibalik tindakannya yang konyol dan bodoh itu. Lebih gila lagi ego spiritual digunakan untuk menunjukan kepada masyarakat lainnya bahwasanya dia telah dekat dengan Tuhan dan kuasanya, sehingga mereka ingin dihormati layaknya Tuhan yang dipuja dan disuguhkan kenikmatan duniawi.

Demikianlah redaksi pagi dari Sanggar Spiritual Buddhaireng, ini hanya hasil pengamatan dan analisa dari pengetahuan jnana, bukan dari kepintaran semata, semoga menjadi bahan pengayaan dari penggalian bathin untuk menuju kehidupan spiritualitas yang murni dan sejati, serta persiapan menjadi pejabat yang sesuai dengan yang diinginkan masyarakat yang unggul karena kualitas, bukan karena ego spiritual diatas.

Rahayu ||