KEHIDUPAN & KEMATIAN YANG DIINGINKAN SEBAGAI PRAKTEK NYATA DALAM TANTRA

Dalam pengetahuan manu upanisad, manusia terdiri dari kesadaran tubuh bathin / buddhi, tubuh fisik, jiwa, rasa dan persepsi yang dikenal panca skanda.
Kelima tubuh ini memiliki persenyawaan  dan energi yang erat satu dengan lainnya, serta saling mengikat sehingga menghasilkan gerak tubuh yang dinamis, yang dikenal dengan istilah hidup.

Pergerakan tubuh kelimanya ini adalah sebuah pergerakan kesadaran yang disebut kehidupan, begitupula disaat pergerakan tubuh kelimanya tidak lagi dinamis bahkan statis, maka inilah yang dinamakan kematian.

Ketika manusia secara wajar dengan sengaja membuat kelima tubuhnya statis alias tidak bergerak namun semua itu disadari sebagai sifat rohani, maka inilah yang dinamakan kematian dalam kehidupan. Dalam penggalian ajaran varajnana dinamakan nidrayoga yakni kematian yang diinginkan.

Ketika manusia mampu menyadari tubuh kelimanya ini sebagai alat untuk menggerakkan energi sekaligus sebagai pergerakan energi alam semesta, maka inilah yang dinamakan adhwaya dan adhwayajnana dalam vajrajnana.

Kemampuan manusia melakukan gerakan menghidupkan dan mematikan kelima tubuhnya ini maka manusia itu bisa dikatakan bisa kapanpun menghendaki hidup dan mati sebagai persalinan tubuh [ ma-kula / mekules ].

Pentingnya sebuah persalinan dan transformasi skanda oleh manusia adalah sebagai wujud penyucian bathinnya dalam kehidupan spiritual diantara menyadari sebagai dewa dan bhuta.

Kesadaran spiritual dinamakan tubuh vajra, dan melalui disiplin prilaku ajaran vajrajnana membuat manusia selalu diarahkan untuk mentransformasi energi alam semesta dengan menghilangkan keserakahan sebagai akibatnya langit akan bersih dari kekotoran batin ( shanti bavana ), menghilangkan kebodohan sehingga kekuatan bhumi akan bangkit ( whredda bavana ), selalu berbuat kebajikan dengan welas asih tiada batas pada seluruh mahluk hidup ( usmmi bavana ), dan selalu mewujudkan alam kasunyatan dimana -mana ( sunyata bavana ). Keseimbangan sifat dan membuat bavana inilah dinamakan mahaguhya sebagai filsafatnya.

Demikianlah filsafat paramaguhya dan mahaguhya sebagai sifat hidup manusia yang berkesadaran serta nyaman dalam segala kondisi kehidupan  sebagai roh yang sedang berpetualang diatas dunia ini, semoga bermanfaat sebagai perbandingan hidup dalam penggalian ajaran lainnya.

Ong Vajradhaka Ah Hung