Papindan Basa Bali

papindan bahasa bali

tutlencBlog - dalam kesustraan bahasa bali, seni berbicara dan merangkai kata begitu banyak variasinya. Rangkaian kata-kata yang indah ini sering disebut paribasa bali. Dan jumlah paribasa bali mencapai 15 jenis pola atau ragam. Kamu bisa melihat dan membaca ringkasannya di artikel Basita Paribasa Bali.

Pengertian Papindan (Pangumpama)

Papindan (pangumpama) sering juga ditulis pepindan memiliki arti dan makna, penggambaran seperti sesuatu hal yang memiliki kemiripan sifat atau bentuk yang dibandingkan satu sama lainnya dalam konteks kebahasaan, yangmana tujuannya adalah agar tata cara bicara lebih bervariasi dan menarik untuk disimak.

Papindan teges ipun

Papindan utawi  Pangumpama inggih punika gegambaran buka, utawi bandingang pateh mirib teken....

Perbedaan Papindan dengan Sesawangan

Kemarin kita sudah bahas mengenai Sesawangan, mungkin, setelah kamu melihat contoh dibawah, kamu akan merasa ada kesamaan antara Sesawangan dengan Papindan. Dan itu memang benar, karena kedua jenis Basita Paribasa ini menggunakan pembanding dalam pengungkapan makna yang ingin disampaikan. Yang membedakan adalah, dalam sesawangan menggunakan kata awalan "buka, sekadi, luir, dan seterusnya. Sedangkan dalam pepindan, kata yang dibandingkan mendapatkan tambahan "Anu suara"

Untuk kamu yang ingin mengetahui apa itu sesawangan silahkan baca Sesawangan bahasa Bali

Pepindan punika pateh sekadi Sesawangan, kewanten binanipun papindan kruna polih "anu suara" Yening sesawangan karihinin antuk kruna : sekadi, waluya, luir, buka.

Apa itu Anusuara

dalam aksara bali, anusuara terdiri atas aksara : ᬜ᭞ᬫ᭞ᬦ᭞ᬗ᭟

dan ketika disandingkan dengan sebuah kata, maka akan terjadi perubahan pada sebuah konsonan dalam kata tersebut. Misal dalam kata "don" mendapatkan awalan anusuara "ma" maka akan terbetuk kata "Medon". nah kata yang mengalami perubahan ini disebut kruna Polah bisa kamu baca di artikel Kruna Polah dalam Bahasa Bali

Kumpulan contoh Papindan


boke membotan blayang ᬭᬫ᭄ᬩᬸᬢ᭄ᬦᬾᬫᬳᭀᬫ᭄ᬩᬓᭀᬫ᭄ᬩᬓᬦ᭄᭟

Betekan batise meling padi   ᬲᭂᬓᬤᬶᬩᭂᬮᬶᬂᬧᬤᬶ᭟

Cokore mudak sinungsang  ᬘᭀᬓᭀᬃᬦᬾᬲᭂᬓᬤᬶᬧᬸᬤᬓᬾᬲᬸᬗ᭄ᬲᬂ᭟

Cecapingane nyaling kidang ᬘᬧᬶᬂᬦᬾᬫᬶᬭᬶᬧ᭄ᬘᬮᬶᬂᬓᬶᬤᬂ᭟

Cecingake natit ᬲᬼᬤᬾᬢ᭄ᬦᬾᬫᬦᬶᬲ᭄᭟

Gigine matun semangka ᬕᬶᬕᬶᬦᬾᬘᭂᬦᬶᬓ᭄ᬘᭂᬦᬶᬓ᭄ᬫᬶᬭᬶᬧ᭄ᬩᬢᬸᬦ᭄ᬲᭂᬫᬗ᭄ᬓ᭟

Jrijine musuh bakung ᬚ᭄ᬭᬶᬚᬶᬦᬾᬭᬸᬭᬸᬲ᭄ᬗᬜ᭄ᬘᬦ᭄᭟

Kupinge nyangga sekar ᬓᬸᬧᬶᬂᬦᬾᬩᭂᬘᬶᬓ᭄ᬲᬸᬫ᭄ᬧᬗᬶᬦ᭄ᬲᭂᬓᬃ᭟

Kukune mamapah biu  ᬓᬸᬓᬸᬦᬾᬍᬗ᭄ᬓᬸᬂᬲᭂᬓᬤᬶᬧᬧᬄᬩᬶᬬᬸ᭟

lambene barak ngatirah ᬮᬫ᭄ᬩᬾᬦᬾᬫᬶᬭᬶᬧ᭄ᬩᬸᬯᬄᬓᬢᬶᬭᬄᬩᬭᬓ᭄᭟

Boke melayah alu ᬩᭀᬓ᭄ᬦᬾᬫᭂᬲᭂᬧᬓ᭄ᬫᬸᬜ᭄ᬘᬸᬓ᭄ᬳᬶᬧᬸᬦ᭄᭟

Beragarig tulangne mamukun kalot ᬫᬶᬭᬶᬧ᭄ᬩᬸᬦ᭄ᬓᬮᭀᬢ᭄᭟

Panyikane nunjung biru ᬫᬶᬭᬶᬧ᭄ᬤᭀᬦ᭄ᬢᬸᬜ᭄ᬚᬸᬂᬩᬶᬭᬸᬗᬗ᭄ᬕᬾᬢᬶᬮᬓ᭄᭟

Cunguhne menyambu rakta ᬘᬸᬗᬸᬄᬕᭂᬤᬾᬢᬸᬃᬩᬭᬓ᭄᭟

Gaene nglubak (mamukul) ᬘᬭᬮᬸᬩᬓ᭄ᬗᬮᬶᬄᬳᬫᬄᬤᬶᬧᭂᬢᭂᬗᬾ᭟

Kumise majedengkol ᬓᬸᬫᬶᬲ᭄ᬲᬫᬄᬢᬸᬃᬕᭂᬮ᭄ᬕᭂᬮ᭄᭟

Latine ngembang rijasa ᬮᬢᬶᬩᬭᬓ᭄ᬫᬶᬭᬶᬧ᭄ᬭᬶᬚᬲ᭟

Gelem sanget memantang ᬕᭂᬍᬫ᭄ᬦᬾᬫᬶᬭᬶᬩ᭄ᬩᬦ᭄ᬢᬂ᭟

Praraine mulan purnama ᬫᬸᬯᬦᬾᬩᬸᬦ᭄ᬢᭂᬃᬲᭂᬓᬤᬶᬩᬸᬮᬦ᭄ᬧᬸᬃᬡᬫ᭟

Palane jegjeg nraju ᬧᬮᬦᬾᬓᬤᬶᬤᬘᬶᬦ᭄᭟

Palane jegjeg ngurangka ᬧᬮᬦᬾᬓᬤᬶᬬᬸᬭᬗ᭄ᬓᬦ᭄ᬓᬤᬸᬢᬦ᭄᭟

Pamulune nyandat gading ᬓᬸᬮᬶᬢ᭄ᬦᬾᬓᬤᬶᬩᬸᬗᬲᬦ᭄ᬤᬢ᭄ᬕᬤᬶᬂ᭟

Pusunge nunggah suah ᬧᬸᬲᬸᬂᬦᬾᬚᭂᬕ᭄ᬚᭂᬕ᭄᭟

Ragane nyempaka ᬭᬕᬦᬾᬓᬤᬶᬩᬸᬗᬦ᭄ᬘᭂᬫ᭄ᬧᬓ᭟

Srinatane mulan tumanggal ᬜ᭄ᬭᬭᬶᬢ᭄ᬓᬤᬶᬩᬸᬮᬦ᭄ᬢᬗ᭄ᬕᬮ᭄᭟

Siratmayayane ngampid triti ᬢᬚᭂᬧ᭄ᬜᭂᬮᬶᬓᬸᬃ᭟

Untu nyalang ngatibangbung ᬕᬶᬕᬶᬦᬾᬧᬸᬢᬶᬄᬫᬓᭂᬦᬾᬩ᭄᭟

Pipine Nyujen ᬧᬶᬧᬶᬦᬾᬘᭂᬓᭀᬓ᭄ᬩᬗ᭄ᬓᬶᬢ᭄᭟


Dari contoh diatas dapat kita simak dan nalari, ada benar kesamaan antara sesawangan dengan papindan. Mungkin pepindan ini diungkapkan untuk menghemat kata saat menulis, karena dalam pepindan tidak hanya kata seperti "buka, kadi, luir, waluya" yang dihilangkan, namun terjadi juga peluluhan konsonan seperti contoh kata "medon" diatas.

Kembali lagi saya ajak teman-teman yang memiliki lebih banyak contoh untuk menuliskan di kolom komentar.

ᬲᬹᬓ᭄ᬱ᭄ᬫᬲᭂᬫᭂᬢᭀᬦ᭄ᬲᬫᬶ᭞ᬤᬸᬫᭀᬕᬶᬲᬫᬶᬭᬳᬬᬸ᭟