PANCA UPADANA KHANDA PRABHAJNANA



"Kathañca, bhikkhave, bhikkhū dhammesu dhammānuoassī viharati pañcasu upādānakkhandhesu "

Bagaimana seorang praktisi hidup dengan selalu melakukan perenungan - perenungan atas keempat objek kemelekatan hidupnya, yang menyangga kesadaran utamanya, hanyalah dengan bermeditasi.

Kelima perenungan itu meliputi ;
Iti rūpam ; tubuh fisik,
Iti vedanà ; jiwa,
Iti saññā ; perasaan,
Iti sånkhārā ; persepsi pikiran,
Iti viññāñam, kesadaran.

Kelima perenungan ini merupakan kesadaran mutlak untuk dapat mengakhiri samsara kehidupan yang terus berulang-ulang. Perenungan sebagai tubuh fisik yang berjenis kelamin ( rūpam ), perenungan yang tentang jiwa ( vedanā ) yang kadang stabil ataupun terguncang, adanya perasaan ( sãññā ) yang dalam tentang sebuah objek, sampai memiliki kesimpulan tentang persepsi hidup ( sañkhārā ) sebagai keputusan terakhir. Ujung perenungan berubah menjadi kesadaran ( viññānam ) yang sempurna sebagai wujud hidup yang penuh bijak dan bajik tanpa harus ada yang tersandera, tersakiti dan penderitaan lainnya.

Perenungan ( prabhajnana ) ini mengarahkan kita untuk selalu tersadar akan adanya karma dimasa lalu, perbuatan yang mungkin belum selesai hutang budinya, bahkan ikatan cinta yang belum kunjung padam, maka buah karma saat ini sesungguhnya wujud dari karma masa lalu itu.

Apabila saat ini ada rasa sebagai buah karma, pastilah dikehidupan masa lalu mereka ada asa yang belum terselesaikan sebagai kekasih.

Apabila saat ini ada energi yang sangat mengikat, pastilah dimasa lalu mereka pernah mengikat bathin sebagai suami/istri.

Apabila saat ini terjalin hutang budi sebagai perbuatan baik, pastilah kehidupan masa lalu mereka menjadi sahabat yang baik pula.

Sadhana perenungan ini merupakan penggalian dan pembangkitan rohani menuju kesadaran hidup yang sempurna pada kualitas kebajikan sampai pada kebijaksanaan yang mulya sebagai manusia yang memiliki karma terakhir dikehidupan ini.

Ajaran Vajrajnana yang menggabungkan konsep kecerdasan ( Indra ) dengan kesadaran utama ( Janna ) maka sudah dapat dipastikan dapat mengantarkan para praktisinya pada tujuan sejati yakni nirvana sukkham sebagai tubuh pengetahuan sejati ( bodisatva ) tanpa harus dipengaruhi oleh dukkha.

Demikianlah kiat dari para warga Sangga Budhaireng yang selalu disiplin melakukan perenungan ( prabhajnana ) atas kelima kelompok ( panca skhanda ) kemelekatan sebagai karma masa lalu.

Shadu...Shadu...Shadu.