SANGGA SEBAGAI KELOMPOK SPIRITUAL

Banyak masyarakat yang belum menyadari bahwa antara agama, tradisi dan spiritualitas adalah sesuatu yang berbeda. Dalam pandangan awam, bisa jadi semua kelompok ini dikatakan sama, bahkan banyak juga yang memahami  bahwa spiritualitas itu adalah beragama dan bertradisi.

Agama adalah sebuah bentuk lembaga yang mengatur kehidupan masyarakat dengan berbagai aturan kehidupan yang baik dan biasanya telah diadakan sebuah format dalam majelis oleh para pemimpin agama tersebut. Agama untuk saat ini banyak didukung oleh pemerintah sebagai lembaga politik kemasyarakatan dalam segala kegiatan dan pengembangannya.

Ada juga yang senang melakukan koleksi benda yang memiliki nilai spirit seperti lontar, keris, batu mulya, kitab suci, kayu serta benda seni lainnya, kelompok ini bisa dikelompokan dengan istilah budayawan. Kelompok ini sesungguhnya sedang diarahkan oleh energi benda tersebut, namun tidak sadar, mereka hanya bangga dengan kepemilikan benda tersebut, mereka lupa energi yang terkandung pada benda tersebut bisa mengalir pada tubuh secar acak atau tak terkontrol, sehingga tidak sedikit pemilik benda yang disebutkan diatas setengah gila. Kalau saja mereka mau menggali dan menekuni sifat energi yang terkandung dalam benda tersebut, bisa saja mereka ini diarahkan pada kehidupan kelompok spiritualitas dengan pengetahuan yang sempurna.

Sedangkan spiritualitas adalah sebuah serapan ilmu pengetahuan yang bersifat tidak mengikat kepada masyarakat lainnya atau bersifat pribadi. Adapun pada kelanjutannya para masyarakat yang menggali spiritualitasnya bertemu dengan masyarakat lain yang kebetulan memiliki visi yang sama, maka hal tersebut dapat dikatakan sebuah kesepakatan untuk belajar bersama-sama untuk menuju satu tujuan. Selanjutnya inilah yang membentuk sebuah perkumpulan yang dinamakan SANGGAR,SANGGA,SANGGAH, ALIRAN, SAMPRADAYA, SEKTE, PUSAT STUDI dll. Keberadaan kelompok ini masih belum mendapat perlindungan penuh oleh pemerintah dalam formasi kelembagaan umat, mereka melakukan kegiatan sangat mandiri bahkan sering dicurigai murtadz, kafir dan aliran sesat oleh kelompok agama. Padahal mereka menggali pengetahuan kerohanian yang paling utama yakni energi quantum ( genuine - murni ).

Penggalian utama oleh kelompok spiritualitas adalah pengetahuan yang sejatinya yakni yang paling murni dan utama khususnya mengenai besaran atau volume energi yang terkandung pada setiap zat kehidupan. Tujuannya adalah agar manusia mampu mengendalikan dan mengelola energi ini agar memperoleh keselarasan kehidupan, sehingga diperoleh mamfaat seperti kesehatan yang prima, pemenuhan kebutuhan yang cukup serta signal petunjuk arah menuju rumah sejati sang roh yakni tempat tuhan yang indah dan damai.

Pengetahuan kelompok spiritualitas termasuk kelompok pengetahuan supra atau genius karena mampu menggali dari tingkat dasar, menengah sampai tingkat tertinggi [ mantra-yantra-tantra ]. Kadang - kadang masyarakat yang telah memperoleh pengetahuan spiritualitas harus menyembunyikan sikap aslinya yang sesungguhnya tidak memerlukan simbul dalam ritual kehidupannya serta tidak mementingkan penghargaan yang biasa diharapkan dari kelompok agama.

Begitu juga sebaliknya, ketika masyarakat yang telah memperoleh pencerahan yang sempurna melalui jalur spiritualitas, mereka masih tetap angkuh, ego bahkan sangat senang menunjukan simbul atau apa yg telah diperolehnya adalah sesungguhnya bukan sifat spiritualitas. Mereka kembali menjadi manusia simbul atau manusia yang mengharapkan penghargaan dari orang lain yang tidak merupakan pengetahuan sedjati.

Semoga dengan mengenal ketiga kelompok serta sifat yang dihasilkan, semoga bisa dijadikan acuan  agar masyarakat mampu menyeimbangkan, menjadikan ketiga predikat kerohanian ini selaras didalam diri dan saling dukung pada pribadi masing-masing, antar masyarakat dibawah pengawasan pemerintah.

Disamping itu pula agar dapat diperoleh mamfaat kehidupan dimasa kehidupan sekarang untuk keluarga dan masyarakat lainnya.

Rahayu ||