Sabuh mas||Terpenuhilah hasrat rohani sang taksu dewata

SABUH MAS || SIBUH MAS

Terpenuhilah hasrat rohani sang taksu dewata ( We-Hyang ) didalam tubuh manusia dengan perasaan e'bek sehingga sempurnalah energi kemulyaan dalam tubuhnya ibarat Sanghyang Soma, yang dikenal Somaribek.

Sehari penuh kita mencahayakan Sanghyang Soma didalam tubuh, lalu perlahan lahan tubuh ini semakin berat....semakin berisi....semakin berkembang, bahkan tumbuh bentuk baru yang menggerakan tubuh e'bek ini.

Energi yang tadinya berbentuk bulat seperti wujud asli Sanghyang Soma yakni bulat, berubah menjadi Cupu Manik Astigina, yakni sebuah kendi emas. Kendi yang didalamnya berisi berbagai macam berlian, permata bahkan sumber kekayaan yang tiada habis. Masyarakat kuno mengenalnya dengan sebutan " sibuh " ya Sibuh Mas.

Penghayatan atas Sibuh Mas didalam tubuh manusia, diharapkan adanya sebuah motivasi hidup dimana didalam tubuh manusia inilah sumber kekayaan dan segala macam karunia. Karunia ilahi yang menjadi energi perhiasan mahkota dan seluruh jari jemari, dan bagian tubuh lainnya. Jangan lagi terkecoh dengan model eksploitasi alam atas segala macam kandungan unsur ( datu ) untuk dijadikan perhiasan sebagai unsur tampak luar.

Lalu masyarakat umum tidak mengenalinya sebagai alunan jnanakanda lagi, melainkan kata latah dengan sebutan hari raya " sabuh mas " dengan aplikasi memberikan persembahan banten upakara pada segala macam perhiasan emas, intan dsb.

Betapa jauh melenceng peradaban tanpa sastra, peradaban tanpa arah jnana bahkan tanpa kanda, sehingga bisanya cuma latah dan ikut ikutan tanpa pernah menggali apa dibalik perayaan hari raya sebagai aplikasi ajaran agama.

Demikianlah pemahaman hari raya Sabuh Mas dilihat dari kajian jnanakanda yang kami perdalam melalui penggalian ajaran kuno pada sangga Budhaireng, semoga ada manfaatnya dan bisa dijadikan pembanding masyarakat penyembah didalam kehidupan beragama standar.

Hayu Hayu Rahayu ...Hari Raya Sabuh Mas.