KECURIGAAN DAN ANGGAPAN KELIRU PADA KELOMPOK TANTRA SEBAGAI BAGIAN DARI FILSAFAT WEDANTTA

Pada sebagian masyarakat, kecurigaan dan anggapan keliru pada praktisi tantra merupakan  visual awal yang harus diterima mereka, karena baru mendengar atau mengetahui sebuah pengetahuan yang berlatar belakang kemurnian, logika, kecerdasan dan kesadaran.

Hal ini sangat wajar karena selama ini terlalu banyak adanya pengetahuan palsu, guru palsu, sahabat palsu bahkan Tuhan yang palsu yang mereka terima sebagai anggapan benar yang berlatar belakang tafsir kelompok yang dikenal bhisama.

Untuk itu maayarakat harus bersikap hati-hati dalam menerima apapun yang dianggapnya sesuatu yang bersifat tantra murni. Kemurnian yang melatarbelakangi tantra dikarenakan para praktisinya diwajibkan untuk selalu jujur dan harus selaras pada pikirannya, ucapannya dan tindakannya, sikap inilah yang menyebabkan para praktisi tantra tidak terlibat pada kelompok penyembah atau pemuja yang sarat dengan keyakinan yang tidak jelas.

Kecurigaan dan anggapan keliru ini adalah merupakan hambatan dalam memperoleh dan menyerap pengetahuan yang sejati. Walaupun ajaran tantra dimasa lalu pernah mengalami penyelewengan oleh para praktisi palsu, namun yang pasti masa akan mengalami perubahan, saat ini kalau tidak kita yang harus merubah dan kembali pada kemurnian ajarannya, siapa lagi.

Menjadikan diri sebagai subjek dari perubahan yang ada adalah sifat bijak dijaman ini, menjadikan diri kita harus pendobrak kepalsuan, menjadikan diri kita harus menjadi tokoh pemurnian serta manjadikan diri sebagai percikan brahmana-brahmana yang sejati, sehingga mulai dari diri kita yang melakukan, serta merta diikuti oleh masyarakat banyak.

Sehingga mulailah saatnya untuk mulai dengan sistem yang benar dengan cara yang benar pula.  Bersama sama menuju tempat yang indah dan damai yang ditawarkan tantra adalah hak semua warga, tak terkecuali mereka yang sedang berada pada tahap penyembah atau pemuja tuhan dalam wujud sosok.

Untuk itu mulailah menghilangkan kecurigaan dan anggapan keliru pada ajaran leluhur kuno Nusantara, sebagai pengetahuan yang mulya, apalagi pengetahuan ini adalah warisan leluhur yang merupakan bukti kejayaan dimasa lalu, dan akan kami jadikan kejayaan dimasa kini.

Sura Dira Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti...... Wayah.